Rabu, 18 Maret 2020

Sepenggal Cerita dari Keseruan PK 160 Awardee LPDP 2020




Bagi orang awam mungkin masih asing istilah PK alias Persiapan Keberangkatan bagi Awardee LPDP. Jadi untuk Awardee LPDP itu sebelum berangkat studi, LPDP mengadakan diklat selama 5 hari untuk membekali Awardeenya tentang berbagai hal seputar beasiswa maupun nilai-nilai yang harus tertanam di dalam jiwa seorang Awardee, yaitu: integritas, professionalisme, sinergi, pelayanan dan kesempurnaan.

Segera setelah dinyatakan lulus tes Substansi tanggal 20 Desember , LPDP menunjuk 5 orang ketua angkatan. Mereka adalah orang-orang terpilih yang berjuang dengan sekuat jiwa dan raga demi keberlangsungan Persiapan Keberangkatan ini. Saya tadinya berada di PK 163, tapi karena alasan waktu, bahwa kami penerima beasiswa unggulan dosen Indonesia (BUDI) DN dalam posisi Ongoing yaitu sudah memulai studi di awal dan masuk pada semester II maka saya mengajukan pindah dan disetujui pindah di PK 160. Ketua angkatan kami di PK 160 adalah:

-          1. Sri yani: Doctoral Candidate Biomedical Science University of Indonesia
-       2.    Aqlima Boupasslina Shahra: Master candidate Environmental Technology Imperial College London
-         3. M Nazarudin: Master Candidate MBA University of Liverpool
-         4. Andika Praditya: Master Candidate Global Urban Development and Planning University of Manchester
-         5. Ayat Nur Hidayat: Master Candidate Management University of Indonesia

Ketua angkatan inilah yang menjadi sopir dari sebuah gerbong besar berisi 206 anggotanya para Awardee LPDP yang akan melanjutkan studi di seluruh bumi. Tercatat sebaran area studi dari awardee di PK 160 adalah sebagai berikut:



Dengan 79 magister dalam negeri
57 Magister luar negeri
42 Doktor dalam negeri
18 Doktor luar negeri
10 Dokter spesialis

Tapi sebelum berangkat studi, syarat mutlak harus lulus PK dulu. Maka kami kemudian dikumpulkan dalam sebuah grup besar untuk berjejaring. Tema angkatan kami adalah “Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan melalui Pendidikan.”

LPDP menghendaki semua kegiatan dalam PK kami sendiri yang harus merancang dan melaksanakan. Maka kemudian kami merancang nama angkatan, terpilihlah Satasasti Nusantara melalui pooling yang kami lakukan melalui Google form.  Sata artinya 100 dan Sasti artinya 60, sedang Nusantara diambil karena kami berasal dari seluruh Nusantara.


Logo angkatan adalah Jalak Bali yang merepresentasikan perjalanan atau kelana. Adapun Maskot angkatan adalah Jatara singkatan dari Jalak Bali Nusantara.



Selanjutnya kami pooling untuk menentukan nama kelompok. Ada banyak usulan nama kelompok. Akhirnya sesuai kesepakatan, terpilih nama pulau-pulau terluar Indonesia sebagai nama kelompok. Hal ini sesuai dengan nama Nusantara yang kami usung, maka pulau-pulau terluar Indonesia layak kami angkat. Adapun nama-nama kelompoknya sebagai berikut:

1.       Karaweira


2.       Enggano


3.       Liran

4.       Alor

5.       Nongsa

6.       Ararkula

a
Apabila digabung nama-nama kelompok di atas membentuk kata: K E L A N A.

Maka kami lalu membuat yel-yel angkatan yaitu:
Siap berkelana..
Siap berkarya..
Jaya..jaya..jaya..

Adapun saya masuk dalam kelompok Enggano, dengan ketua Yuni Purnama. Kelompok yang dinobatkan paling Santuy, karena orang-orangnya yang santai walaupun  kalau masalah kekompakan kami tidak kalah dengan kelompok lainnya. 

Masing-masing kelompok harus memakai atribut yang mencirikan pulaunya serta membuat yel-yel kelompok. 

Nantinya atribut tersebut akan dipersempahkan untuk direktur LPDP Bapak Rionald Silaban .

Selain menentukan nama kelompok, kami juga membuat lagu angkatan. Ternyata di dalam PK 160, walaupun tidak ada yang background seniman murni, tapi banyak talenta-talenta menakjubkan yang dimiliki. Diantaranya Reno Samudra , University of Adelaide yang menciptakan lagu angkatan ini. Lagu angkatan setiap kali kami nyanyikan untuk menyambut para pemateri.

Selain hal-hal di atas masih banyak detail-detail lain yang harus kami siapkan, sehingga dibentuk aneka tim-tim di dalam PK 160, diantarnya Tim Acara, Tim Media& Publikasi, Tim Fotografi, Tim By you For You, Tim Sosial Project dll. Sosial Project kami adalah Medical Check Up, Parenting, Inspiration Class dan Mural Painting pada 3 PAUD di 3 Rusun yaitu Rusun Rawa Bebek, Rusun Komarudin dan Rusun Pulo Gebang pada tanggal 14 Maret 2020.

Menjelang tanggal keberangkatan yaitu tanggal 9 Maret, kami semakin deg-degan. Banyak rumor yang beredar seputar PK, banyak cerita dari teman-teman di PK sebelumnya, ada yang mengatakan sangat disiplinlah, menguras tenaga, tidak sempat tidur dll, hingga issue Global yang menerpa yaitu tentang penyebaran virus Corona. Pada saat itu belum diberlakukan Lockdown, sehingga pihak LPDP dengan berbagai pertimbangan akhirnya tetap melaksanakan PK 160 di hotel Mercure Ancol pada tanggal 9-13 Maret 2020, tapi dengan system pengawasan dan preventif kesehatan yang ketat.

Teman-teman Awardee yang berprofesi sebagai dokter turun tangan sebagai tim medis yang setiap pagi sebelum mulai kegiatan memeriksa suhu dan kondisi kesehatan kami semua. Alhamdulillah, sampai penutupan PK tidak ada awardee yang mengalami sakit serius, terlebih terindikasi virus Corona.

Adapun tentang kegiatan di dalam PK, ternyata rumor yang selama ini beredar tidaklah tepat. PK tidak semenyeramkan yang tadinya kami pikirkan. PK itu menyenangkan karena kami menjadi mengenal dan berjejaring dengan teman-teman Awardee dari seluruh nusantara. Kami tertawa, bergembira dan bersenang-senang bersama.

Memang sih yang menjadi momok adalah Classcall pagi. Kami diharuskan absen dengan menempelkan stiker imut dalam waktu 10 menit saja dengan diiringi lagu legendaris " Welcome to My Paradise"


Classcall dimulai jam 05.00 dan berakhir jam 05.10. Hanya satu hal yang membuat kami tidak lulus PK, yaitu tidak hadir pada semua sesi materi, artinya walaupun Cuma 1 sesi saja kami tidak hadir atau telat dari Classcall walaupun itu telatnya Cuma 10 menit misalnya, maka siap-siap kami untuk mengulang pada PK berikutnya. Masalahnya kadang materi yang diberikan baru berakhir pada pukul 00.00, sehingga dapat dibayangkan berapa lama waktu kami untuk tidur.

Saya sendiri selalu memaksakan untuk bangun pada pukul 03.30, karena harus melaksanakan ritual kamar mandi. Lagipula kamar mandi harus gantian dengan teman sekamar, kami dipasangkan sekamar ada 2 orang. Sebelum berangkat pagi saya selalu mandi pagi, karena sesi istirahat pagi yaitu jam 07.00-08.00 lebih baik digunakan untuk makan sekenyang-kenyangnya daripada untuk mandi lagi, paling Cuma ganti baju saja dari baju olahraga ke baju indoor. Lagipula kadang istirahat pagi tidak penuh 1 jam, kadang malah Cuma 45 menit apabila kegiatan Integrated Sportnya kelamaan.



Setelah istirahat pagi, kami mulai menerima materi. 
Ada 3 sesi istirahat yaitu pagi jam 07.00-08.00, siang jam 12.00-13.00 dan sore jam 18.00-19.00.
Untuk pakaiannya kami memakai seragam sesuai kesepakatan, ada juga sesi memakai baju daerah pada hari terakhir.

Pematerinya sungguh keren-keren dan sangat inspiratif:
Narasumber Internal
1.       Rionald Silaban Direktur LPDP
2.       Ratna Prabandari: Kepala Divisi Pelayanan Beasiswa LPDP
3.       M. Lukmanul Hakim: Kepala Divisi Keuangan LPDP
4.       Rumtini: Kepala Divisi Rekruitmen dan Seleksi Beasiswa LPDP
5.       Shahabul Arafi: PIC PK LPDP

Narasumber Eksternal
1.       Dr. Suhariyanto: Kepala BPS RI
2.       Brigjen Pol Ir. Hamli, ME: Direktur Pencegahan BNPT
3.       Dini Kusumawati: Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Sekjen Kementerian Keuangan RI
4.       Prof. Dr. Agus Sartono, M.B.A: Deputi bidang pendidikan dan Agama Kemenko PMK RI
5.       Seno Gumira Ajidarma: Rektor Institut Kesenenian Jakarta
6.       Bangkit Kuncoro: Kepala Sektor Publik dan Pemerintahan EY Indonesia
7.       Dik Doang: Founder Kandank Jurank Doank
8.       Ricky Elson: Pelopor Mobil Listrik Nasional
9.       Goris Mustaqim : Founder Semut Nusantara Consulting.

Hal yang paling berkesan adalah pada hari ketiga. Kami diajak berkunjung ke Kemenko PMK RI. Walaupun tidak dapat bertemu dengan Bapak Menteri karena mendadak ada panggilan dari Presiden, tapi kami mendapat materi inspiratif dari Bapak Agus sartono. Beliau  malah membagi-bagikan buku biografinya. Saat berkunjung ke Kemenko kami memakai baju batik resmi dan bersepatu vantofel, eh tiba-tiba saat pulang kami diarahkan ke kandank Jurank punyanya Dik Doang. 

Disana kami harus melakukan kegiatan outdoor dan diminta memakai kaos LPDP. Karena kaosnya lengan pendek, jadilah kami  yang berhijab melapisi batik lengan panjang kami dengan kaos, sangat Saltum!Apalagi kami memakai sepatu Vantofel, sehingga kami lalu banyak yang memilih nyeker alias teanjang kaki saat melakukan aneka Games dengan pemandu dari pihak Kandank Jurank. Tapi itu menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Ternyata untuk seru-seruan kostum apa pun tidak masalah!

Di Kandak Jurank ini Dik Doang membangun sebuah area luas berupa saung-saung untuk tempat belajar. Dia mewadahi anak-anak sekitar yang kurang mampu untuk belajar dan berkreasi. Kami juga mendapatkan nasehat-nasehat inspiratif dari Dik Doang sendiri. Malamnya diadakan pentas seni oleh  Dik Doang dan anak-anak asuhannya. Ada anak-anak asuhannya yang katanya sudah bergabung dengan Dikdoang selama 10 tahun, 15 tahun dll mereka kini sudah menjadi pemuda pemudi remaja dan dewasa. Saat pentas seni kami bernyanyi dan bergembira bersama dengan mereka. 



Area pentas seni di lokasi outdoor, di bawah pohon-pohon rindang, dengan daun-daunnya yang sesekali berguguran, membuat suasana terasa cukup magis, menyatukan kami semua, orang-orang yang sebelumnya tidak saling mengenal, melebur dalam kebersamaan. Kami pulang ke hotel sekitar jam 00.00 malam, tapi tak mengapa lelah hari ini akan menjadi kenangan manis bagi kami semuanya.

Pada hari keempat kami juga melakukan pentas seni sendiri. Masing-masing kelompok harus menampilkan suatu pertunjukan. Waktunya dibatasi cukup sempit hanya 10 menit saja. Semuanya menampilkan sebuah drama. Kami kelompok Enggano juga menampilkan drama musical kombinasi dengan puisi. Saya bagian tim paduan suara saja. Tadinya cukup deg-degan dengan persiapan dan latihan  kami yang sangat terbatas, ternyata penampilan kami cukup sukses. Walaupun tidak menjadi penampil terbaik, tapi kami sudah cukup puas karena dapat menampilkan sesuatu di hadapan teman-teman semuanya.  

Oya sebelumnya juga ada acara tukar menukar kado. Kado yang diterima banyak isinya tak terduga. Tapi semuanya berusaha ingin memberikan kenang-kenangan kecil untuk dijadikan pengingat bahwa kami semuanya pernah bersama di PK 160.

Hari ke 5, saatnya perpisahan. Tak disangka ternyata berat berpisah dengan teman-teman yang sudah bersama selama 5 hari ini. Kami sudah merasa bersaudara di sini.  Entah kapan kami akan dipertemukan lagi. Alhamdulillah semua Awardee di PK 160 lulus, tanpa ada yang mengulang!

Akan selalu kami ingat penggalan dari lagu angkatan Satasasti Nusantara:
Bertualang kami ke seluruh bumi
Menjemput ilmu untuk negeri
Semoga nanti pada waktunya
Bisa Lebih Bermakna
Bermakna untuk Indonesia……



Itulah sepenggal cerita dari keseruan PK 160 Satasasti Nusantara. Dikatakan oleh PIC LPDP Ini adalah PK terakhir yang dilakukan secara Offline untuk saat ini. Masih ada 10 PK lagi yang belum berjalan, dan ditunda pelaksanaannya sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Pihak LPDP sedang memikirkan untuk pelaksanaannya mensikapi Isue Global Virus Corona dan situasi Lockdown Nasional.
Tapi yakinlah, bahwa semua hal yang dilakukan dengan itikad baik, pasti akan mendapatkan jalan terbaiknya juga.

Bagi yang ingin menjadi keluarga besar LPDP yuk..gabung dengan mendaftar beasiswa LPDP . Sesuai visinya LPDP ingin menjadi lembaga pengelola dana pendidikan terbaik di tingkat regional. Jadi bergabung dengan LPDP itu adalah pilihan tepat!
Majulah…Semangatlah…Jaya….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar